Sejak lama sudah terpikirkan olehku untuk meng'homeschool'kan anakku Qeis Hendita Layts Mubtaghaa ( Qeis panggilan sayangku untuknya).
Kemaren teman bertanya sekarang Qeis skul di mana bunda? sekarang dia belajar di rumah, memang dulu aku masukkan ke Tumbletots alasanku saat itu adalah untuk mengajarkan motorik dan sosialisasi terhadap anak seiring waktu berjalan aku mengamati semua itu sebenarnya bisa dilakukan di rumah.
Saat aku ungkapkan keinginan ingin HS anakku banyak pro dan kontra terutama menyoroti bagaimana jiwa sosial dia,bagaimana nanti dia secara disimplin dapat belajar bagaimana nanti dia diterima di sekolah yang lebih tinggi?
Semua itu memang menjadi pemikiran ku.
Sosialisasi adalah pertanyaan klasik yang selalu dipertanyakan kepada praktisi homeschooling. Suatu hari saya tidak sengaja mengintip buku Da Hye, kalimat sederhana dalam buku literatur anak-anak Charlotte's Web yang baru diselesaikannya itu berbunyi: " A place full of living things doesn't mean that it's full of life".
Suatu tempat yang penuh dengan makhluk hidup tidak berarti bahwa tempat itu penuh dengan kehidupan.
Kita sering beranggapan bahwa hanya dengan menempatkan anak dalam lautan manusia/anak-anak lain berarti anak telah mendapat kebutuhan dan kemampuan sosialisasi yang diperlukan. Benarkah demikian?
Seharusnya, anak-anak diberikan kesempatan seluas luasnya untuk berinteraksi dan mengenal mereka yang lebih muda atau lebih tua darinya, berinteraksi dan mengenal mereka dari berbagai latar belakang yang berbeda, letak geografis yang berbeda.
Seharusnya, anak-anak tidak dikurung dalam kotak sosialisasi yang sempit. Hanya berinteraksi dengan teman seusianya, dengan teman dari golongannya sepanjang hari, sepanjang tahun...
Aku ajak dia ke pasar, ke mall ke tempat kumuh ke tempat mewah,ke rumah sakit,ke hotel,ke laut,ke gunung,ke danau, ke sawah semua demi proses pembelajaran dia.Aku ingin sebelum dia terkotak dalam lingkungan sekolah aku sudah puas mengajak dia mengenali indahnya alam ini,alam yang Allah ciptakan untuk dia dan mahluk di bumi ini.Meskipun aku berkeyakinan untuk belajar bersamanya tidak ada batasan waktu cukup.
Aku membebaskan anakku untuk mengeksplore semua yang ingin dia ketahui sampai kejadian yang benar-benar membuat aku panik dan kuatir, dari hidungnya kemasukan peluru mainan, telinganya kemasukan kapas, tangannya terkena air panas, tangannya terkena minyak panas, tangannya terkena uap panas, tangannya nyaris membeku. Kenapa Mas Qeis,kok bisa begitu?Jawaban polosnya " kan Mas Qeis pengen tau bundaaa..."
No comments:
Post a Comment