Jakarta pagi ini
Pagi dingin 'gak ada sinar mentari
Dan langitpun terlihat gelap, mendung datang lagi
Dan aku berdiri diatas gedung yang tinggi
Memangdang ramainya Jakarta menyambut pagi ini
Dan aku berdiri diatas gedung yang tinggi
Memangdang ramainya Jakarta menyambut pagi ini
Para Slanker pasti tau donk ya lagunya SLANK dalam album Virus yang berjudul Jakarta Pagi ini?
Seperti penggalan lirik di atas. Yah sepagian ini Jakarta sama sekali tidak bermentari, mengiringi suasana demo pagi ini. lagi - lagi demo BBM. Demo ini terjadi tidak hanya di Jakarta saja rupanya, Palembang , Semarang, Medan dan Surabaya serta kota - kota besar lainnya pun ikut berpartisipasi dalam keberatannya terhadap kenaikan BBM ini.
Duh Gusti saya hanya bisa mengamati, menikmati dan merasai akan dampak kenaikan BBM, salah satu dari dampak aksi itu adalah siap -siap terkena macet karena lokasi kantor di jalan Protokol yang selalu dipenuhi dengan pendemo. Resiko berkantor di dekat dengan kantor pemerintahan. Tak sedikit teman sejawat yang buru - buru untuk pulang daripada kejebak macet. Tak ada yang mempedulikan kenaikan itu toh naik tidak naik tetap saja rakyat menanggung semua itu. Kehidupan keseharian tetap saja berlangsung meski semua harga naik, termasuk angkot yang saya naiki tadi pagi pun sudak naik sementara BBM baru dalam isyu naik. Belum lagi keluhan para pembeli karena semua harga dipasar sudah ikut naik tapi tetap saja dapur bisa ngebul meski sedikit "nggonduk". Yen dipikir-pikir kalo ngga di demo mungkin Pemerintah ga bakal tau susahnya jadi rakyat kecil, karena setiap kenaikan BBM bersubsidi itu selalu disertai dengan kenaikan sembako. Coba kalo sebaliknya BBM bersubsidi naik tapi harga tetap stabil? Mungkinkah? atau yang katanya ada mafia pajak dan mafia minyak coba dikuntit sampe lobang terdalam dibasmi habis, atau mungkin ada alternatif transportasi murah? yang seperti apa? atau menasionalisasi aset- aset negara dari pihak asing, mengoptimalkan tenaga alternatif yang ada?
" Haduh nduk..nduk ngomong opo to kowe iki, lha ngurusi awakmu dewe rung gadhug kok meh ngurusi negoro iki, wes nduk ndang mulih rono, ra sah mikiri bbm iki, anakmu wes ngenteni nang omah ".
masih penuh dengan tanya,
Jakarta 17 juni 2013
Comments
Post a Comment