About Me

My photo
Kesederhanaan dalam hidup dan rasa syukur yang ada adalah keutamaan yang ingin diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Meraup keberkahan akan rezeki yang telah Alloh sebarkan sehingga bisa bersama-sama maju dalam membangun perekonomian insani yang syariah

SUGENG RAWUUUH..........

silahkan baca kalo suka,kalo ndak yo close aja, silahkan
komentar kalo sempet kalo ndak senyum aja,tidak ada
paksaan,tidak ada pujian ,karena pujianan hanya milikNya
semata...

melangkahlah apa adanya layaknya air yang mengalir tidak
usah dibikin susah karena hidup ini sudah susah, tegar dan
berjuanglah selebihnya pasrahkan sama sing duwe
urip,karena 4JJI maha tahu apa yang terbaik bagi kita...

11.11.19

Keretaku Aman, Perjalananku Nyaman

            Kudekap erat ransel merah, dengan kedua saku kanan kiri warna biru. Satu-satunya tas punggung yang kumiliki dan kadang dapat beralih nama menjadi tas dada, manakala keberadaanku berdiri berdesakan di kereta yang membawaku dari Bekasi menuju Ibukota.  Segera kupasang "headset" setelah merasa posisi sudah aman, dalam arti bisa berdiri tegak di tengah, ada pegangan dan tepat dibawah pendingin. Syukur-syukur jika bisa memperoleh tempat duduk, yang bagiku hal itu adalah suatu keberuntungan teramat sangat.  
            Masih lekat dalam ingatanku beberapa tahun silam, saat penumpang kereta rel listrik (KRL) berebut naik ke atap kereta. Itu pemandangan mengerikan yang terjadi bertahun-tahun lamanya. Kadang satu dari mereka terjatuh dan mati, atau tersengat kabel listrik aliran atas kereta, jatuh lantas mati. Tapi itu semua tak mampu meredam antusiasme"atapers"sebutan pada masa itu untuk para penumpang kereta yang duduk di atas gerbong.
Tak hanya itu, ingatkah kita ketika penumpang dengan bebasnya bisa membeli gorengan atau sekadar membeli sisir dan penjepit rambut dari dalam gerbong kereta? Ada pula pengamen yang memainkan gitar dan bernyanyi dari gerbong satu ke gerbong selanjutnya. Bahkan tak jarang terdengar teriakan, "copet… copet..."
            Tidak pernah terbayangkan dalam pikiranku kala itu untuk menggunakan kereta sebagai moda transportasiku sehari-hari, namun karena pertimbangan waktu, akhirnya sampai sekarang kereta masih menjadi pilihan pertama bagiku untuk menuju ibukota, dimana tempat ku mengaplikasikan ilmu yang ada. Pada awalnya canggung, risih, dan takut, tapi akhirnya terbiasa juga, bahkan sering menjadi pengingat bahwa ada mereka yang begitu tegar menghadapi kerasnya hidup di Ibukota. Jatuhnya rasa syukur yang tiada tara, telah Allah berikan kenikmatan hidup. Bukan menikmati kesengsaraan penjual asongannya, tapi ada hal lain yang kadang membuat hati ini bergetar. Yah itulah gambaran kereta ekonomi yang pernah kita miliki. 
Potret KRL Tahun 2009
            Kini, suasana semacam itu tak lagi terasa. PT KAI menghadirkan layanan KRL commuter line yang semua gerbongnya dilengkapi pendingin ruangan dan kursi yang empuk. Sistem pembelian tiket juga tak lagi menggunakan kertas. Di negara maju seperti Singapura, Jepang, Korea, dan negara-negara lain di Benua Eropa, sarana transportasi kereta api sangatlah diminati oleh masyarakat. Selain harga tiketnya terjangkau, fasilitas-fasilitas yang ditawarkanpun sangat menunjang mulai dari tempat yang nyaman, aman, cepat, ketepatan waktu tibanya kereta maupun pemberangkatan, masyarakatpun tidak perlu berlarian mengejar kereta karena ketinggalan sebab setiap tiga menit sekali selalu ada kereta lain yang siap mengantarkan sampai ke tujuan. 
 Begitu pula di Indonesia, khususnya di Ibukota. Kemacetan lalu lintas Ibu Kota Jakarta menjadi alasan utama masyarakat menggunakan jasa transportasi umum khususnya KRL Commuter Line. Alasan tersebut juga didorong oleh faktor tuntutan masyarakat yang harus tiba ditempat tujuan tepat waktu. Banyak masyarakat yang memilih KRL menjadi transportasi mereka saat pergi dan pulang kerja. Moda transportasi berbasis jalan rel (kereta api) merupakan moda yang ideal untuk diterapkan di kota-kota besar seperti di Jabodetabek. Kereta api dinilai dapat berperan sebagai moda transportasi strategis yang mampu mengurangi kemacetan di perkotaan. 
            Menurut Munawar (2005), kereta api memiliki beberapa keunggulan, antara lain: mampu mengangkut penumpang dalam kapasitas yang tinggi, lebih efisien terhadap waktu perjalanan, memiliki resiko kecelakaan lebih rendah, hemat ruang dan energi, dan tidak polutif. Dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki tersebut, maka kereta api dapat dijadikan sebagai salah satu solusi transportasi perkotaan dan sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sistem transportasi masa depan yang efektif, efisien, dan berkelanjutan.
            Pembenahan layanan KRL Jabodetabek pada 23 Maret 2009 diawali dengan pembelian 8 unit kereta AC pertama seri 8500 yang kemudian dibentuk menjadi satu rangkaian KRL. Saat itu, rangkaian KRL pertama ini dikenal dengan nama Jalita, akronim dari Jalan-jalan Lintas Jakarta. 
Dan akhirnya PT KAI (Persero) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek berubah menjadi sebuah perseroan terbatas, PT KCJ. Setelah menjadi perseroan terbatas, perusahaan ini mendapatkan izin usaha No. KP 51 Tahun 2009 dan izin operasi penyelenggara sarana perkeretaapian No. KP 53 Tahun 2009 yang semuanya dikeluarkan oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia.
            PT. KCI memulai modernisasi angkutan KRL pada tahun 2011 dengan menyederhanakan rute yang ada menjadi lima rute utama, penghapusan KRL ekspres, penerapan kereta khusus wanita, dan mengubah nama KRL ekonomi-AC menjadi kereta Commuter Line. Proyek ini dilanjutkan dengan renovasi, penataan ulang, dan sterilisasi sarana dan prasarana termasuk jalur kereta dan stasiun kereta yang dilakukan bersama PT KAI (persero) dan Pemerintah.
Dengan diterapkannya pola operasi loop line ini, tidak ada lagi KRL dari Bogor yang langsung ke Tangerang, ataupun KRL dari Serpong yang langsung ke Bekasi.
Pada Desember 2012, PT. KCI mulai dilakukan penertiban terhadap keberadaan kios-kios pedagang liar di area stasiun, baik di peron maupun halaman stasiun. Penertiban yang dilakukan secara bertahap di seluruh stasiun di wilayah Jabodetabek ini tercatat berlangsung hingga pertengahan 2013.
Kemudian berlanjut pada Juli tahun 2013 dengan perubahan layanan KRL ekonomi di semua relasi dihapuskan sehingga seluruh perjalanan KRL di wilayah Jabodetabek dilayani oleh KRL commuter line. Seiring “hilangnya” KRL ekonomi, penumpang pun tak ada lagi yang naik ke atap kereta.
            PT KCI menerapkan sistem tiket elektronik. Tiket elektronik ini menggantikan tiket kertas yang sebelumnya digunakan. Ada dua jenis tiket elektronik, yakni kartu single-trip untuk satu kali perjalanan dan kartu multi-trip (KMT) yang dapat digunakan untuk beberapa perjalanan selama saldo mencukupi. PT KCI memberlakukan uang jaminan Rp 5.000 pada kartu single-trip. Hal ini dilakukan menyusul banyaknya kartu single-trip yang tidak dikembalikan sehingga membuat PT KCI merugi. Penerapan uang jaminan juga membuat istilah kartu single-trip diubah menjadi tiket harian berjaminan atau THB, hal ini diterapkan pada tanggal 22 Augustus 2013,
Inovasi terus berlanjut, di tahun 2015 PT KCI mulai mengembangkan jenis tiket yang biasa digunakan pelanggan. Tidak hanya kartu, tiket yang disediakan juga berbentuk gelang dan stiker, bahkan gantungan kunci. Pada bulan Januari 2016, PT KCI menyediakan vending machine untuk mengurangi transaksi di loket. Dengan adanya mesin ini, penumpang bisa membeli tiket secara mandiri. Mesin ini dapat melayani semua transaksi, mulai dari pengisian saldo KMT, pembelian, dan pengembalian THB.
Potret KRL sekarang
            
Tiket Kertas

Beragam inovasi tiket KRL
Mesin isi ulang kartu elektronik

            
 Tak hanya sampai dipertiketan saja, namun juga dibuatkan sistem integrasi KRL dengan layanan bus transjakarta, diawali di Stasiun Tebet, Manggarai, dan Palmerah. Dengan begitu, penumpang bisa naik transjakarta untuk menuju stasiun tersebut. Kedepannya rencananya, pemerintah akan mengembangkan sistem transit oriented development (TOD). KRL akan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya yang berbasis kereta, yakni MRT, LRT, dan kereta bandara.   Hal tersebut semoga saja merupakan salah satu bentuk implementasi dari hasil Survei Komuter Jabodetabek yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik tahun 2014, terdapat sebanyak 1,38 juta komuter Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) yang melakukan kegiatan di DKI Jakarta. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa arus komuter Bodetabek yang masuk ke DKI Jakarta paling tinggi berasal dari Kota Bekasi yaitu sebesar 14,80%, diikuti oleh komuter yang berasal dari Kota Depok sebesar 11,69%, dan komuter yang berasal dari Kota Tangerang sebesar 8,68%. Semua penumpang dapat terdistribusi baik dengan adanya sistem integrasi tersebut.
            Inovasi yang telah dilakukan oleh anak perusahaan PT. KAI itu tak lain untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, tidak sebatas pada perubahan pola 'ticketing' dan terintergasinya kereta api dengan moda yang lain, akan tetapi juga dilakukan perbaikan terhadap prasarana dan sarana perkeretaapian dalam rangka peningkatan keselamatan transportasi, dengan melakukan upaya-upaya aksi meliputi:  Aspek manajemen yang berkeselamatan, Aspek sarana yang berkeselamatan, Aspek prasarana yang berkeselamatan, Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) dan pengguna transportasi yang berkeselamatan. Aspek penanganan pasca Kecelakaan transportasi seperti yang tertuang dalam Instruksi Menteri Perhubungan nomor 1 tahun 2013 tentang Rencana Aksi Peningkatan Keselamatan Transportasi. 
           
Traansjakarta terintegrasi dental stain Cakung

Transjakarta terintegrasi dengan stasiun Bandara

             Keterkaitan antara wilayah dan penduduk di Jabodetabek memerlukan penanganan yang menyeluruh dan terintegrasi, tidak lagi secara terpisah mengingat kawasan Jabodetabek memiliki administrasi yang berbeda. Dengan ditetapkannya Kawasan Jabodetabek sebagai kawasan strategis nasional menurut UU No. 26 Tahun 2008, maka diperlukan perencanaan yang terpadu dan komprehensif dari segala aspek pembangunannya, termasuk perencanaan pengembangan sistem transportasi yang terintegrasi dan berkelanjutan.
             Dengan terbitnya Instruksi Menhub nomor 1 Tahun 2013 tersebut, diperlukan peran aktif dari para stakeholder dan lembaga terkait sebagai penaggung jawab pelaksanaan rencana aksi peningkatan keselamatan transportasi perkeretaapian. Direktorat Jenderal Perkeretaapian dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2011 menyebutkan bahwa indikator utama keberhasilan penyelenggaraan layanan transportasi adalah aspek keselamatan dan keamanan. Dalam kurun waktu 2004-2010 kejadian kecelakaan dan korban jiwa mengalami fluktuasi. Walaupun korban kecelakaan masih tinggi namun tingkat kejadian kecelakaan cenderung mengalami penurunan yaitu rata-rata 13% pertahun.
       Dijelaskan Purwoko dalam diskusi Litbang, 2013, untuk mengetahui faktor-faktor menurunnya tingkat keselamatan dan keamanan transportasi kereta api, sebagai tindak lanjut dari konsep rencana aksi keselamatan transportasi perkeretaapian maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai data primer persepsi pengguna, kondisi eksisting, observasi lapangan dan data sekunder terkait dengan kebijakan peningkatan keselamatan dan keamanan. 
            Sejalan dengan Pemerintah sebagai regulator yang telah mengeluarkan Peraturan Menteri No 69 tahun 2018 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian. Peraturan ini diharapkan dapat menjadi jaminan kualitas dalam menjamin keselamatan yang dituangkan ke dalam sistem manajemen keselamatan (Safety Management System). Budaya keselamatan merupakan dasar dari Safety Management System guna menuju masyarakat Indonesia unggul. 
            Bukti nyata insan Perhubungan nampak sudah, pencapaian kinerja selama 5 tahun terlihat dengan semakin membaiknya pelayanan transportasi terutama dalam bidang perkeretaapian. Pencapaian itu meliputi pengadaan jalur ganda dan reaktivasi jalur kereta api sepanjang 853,65 km, peningkatan dan rehabilitasi jalur kereta api sepanjang 394.6 km, pembangunan stasiun atau bangunan operasional kereta api di 45 lokasi.
Beberapa jalur kereta api yang matisuri kini dibangkitkan lagi keberadaannya guna memudahkan konektivitas salah satunya dari kawasan industri di Jawa Barat menuju ke pelabuhan. Dengan adanya koneksi di antara kedua daerah tersebut, diharapkan arus logistik akan lebih mudah dan murah, hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Bapak Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan dalam laporan kinerja 5 tahun (2015-2019), yang  dikutip dari http://dephub.go.id/ menyatakan bahwa “Membangun Indonesia dari pinggiran itu suatu keniscayaan. Sudah saatnya rakyat Indonesia merasakan pembangunan sesungguhnya. Keterhubungan antar daerah, jalan menuju perubahan Indonesia yang lebih baik.”
            Aku selalu optimis untuk Indonesiaku tercinta, optimis menjadi bangsa yang hebat dan bermartabat demi kemakmuran rakyatnya. Begitu juga optimisku untuk kemajuan Indonesia dalam bertransportasi, meskipun tantangan sektor transportasi lima tahun ke depan semakin berat (Carmelita Hartoto, 2019). Optimis itu didukung dengan adanya Revolusi Industri 4.0 yang merupakan sebuah lompatan besar di sektor industri dimana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya guna mencapai efisiensi yang setinggi-tingginya sehingga menghasilkan model bisnis baru berbasis digital Harapannya segala informasi mengenai keselamatan dan keamanan serta pembangunan di sektor transportasi dapat diperoleh dengan mudah contohnya kita dapat mengakses  akun media sosial mengenai transportasi yang disediakan oleh Kemenhub di akun Instagramnya @Kemenhub151, Facebook: kemenhub151, twitter: @kemenhub151, dan youtube: Kemenhub151.
           Sekali lagi harus tetap optimis karena kelanjutan pembangunan infrastruktur masih jadi prirotas lima tahun mendatang, itu akan cukup menarik sektor transportasi nasional menjadi transportasi unggul demi kemajuan Indonesia tercinta.



Sumber:



13 comments:

  1. Tulisan nya keren kak...,bisa jadi informasi yang bagus...
    sama ini kak..,bikin tulisan buat keselamatan masyrakat di sepanjang jalur kreta dunk...

    ReplyDelete
  2. Kereta api ku emang kereeen...

    ReplyDelete
  3. Dear Penulis

    titip pesen buat pemangku kebijakan, kapan kota kota besar lain nya dibangun jalur jalur kreta yg terintegrasi juga...misal sepanjang jalur joglosemar

    thanks before

    ReplyDelete
  4. Angkutan kereta api sekarang enak sih...,tapi merangkak mahal

    ReplyDelete
  5. Mau cobain keliling jabodetabek pake full kreta deh..

    ReplyDelete
  6. Kepikiran punya semacam map yg full integrasi moda transportasi kreta se jakarta..,jadi kalo pas berkunjung ke jakarta bisa pake kreta keman mana

    ReplyDelete
  7. Semoga dengan adanya tulisan ini, penerapan keselamatan penumpang maupun transportasi di Indonesia benar benar menerapkan Sistem Keselamatan Perkeretaapian, Serta Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja. Indonesia lebih baik Indonesia Menuju Zero Accident. Semangatttt Menulis Bunda sayang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Un... Aamiin insyaAllah bisa Un, minimal diterapkan dlm skala kecil dl yaitu diri kita, lbh aware thd k3

      Delete
  8. maunya kreta cepat jawa bali dan kereta bawah tanah menembus laut.. kaya eropa

    ReplyDelete

Rumah Kepompong Daycare

Rumah Kepompong Daycare
Penitipan anak terpercaya di Pemalang