About Me

My photo
Kesederhanaan dalam hidup dan rasa syukur yang ada adalah keutamaan yang ingin diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Meraup keberkahan akan rezeki yang telah Alloh sebarkan sehingga bisa bersama-sama maju dalam membangun perekonomian insani yang syariah

SUGENG RAWUUUH..........

silahkan baca kalo suka,kalo ndak yo close aja, silahkan
komentar kalo sempet kalo ndak senyum aja,tidak ada
paksaan,tidak ada pujian ,karena pujianan hanya milikNya
semata...

melangkahlah apa adanya layaknya air yang mengalir tidak
usah dibikin susah karena hidup ini sudah susah, tegar dan
berjuanglah selebihnya pasrahkan sama sing duwe
urip,karena 4JJI maha tahu apa yang terbaik bagi kita...

18.5.20

Waspadai Masalah Belajar dari Rumah bagi Anak Anda

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah menyiapkan skenario belajar dari rumah hingga akhir tahun 2020. Hal itu sebagai antisipasi andai wabah Virus Corona (Covid-19) masih belum berakhir di Indonesia hingga akhir tahun. Ini artinya bahwa akan semakin memanjang proses anak belajar dari rumah. Pelaksanaan program belajar dari rumah yang sudah berlangsung cukup lama memberikan dampak tersendiri terhadap psikologis anak dan orang tua. Menurut Gantini, psikolog, trainer, dan motivator dari Gant Smart di Bandung, perpindahan metode anak belajar dari rumah akan berefek pada anak. Selain dampak Psikologis, Learning from Home ini juga dapat menyebabkan beberapa permasalahan ergonomis bagi anak. Dan kadang tidak kita sadari itu akan berdampak pada kesehatan fisik anak-anak kita selama mereka belajar dari rumah. 

Menurut Kevin Carneiro, DO, seorang dokter di Departemen Pengobatan Fisik dan Rehabilitasi di University of North Carolina di Chapel Hill School of Medicine, postur tubuh yang salah dan penggunaan komputer yang berlebihan dapat menyebabkan masalah fisik yang melemahkan, seperti nyeri otot atau cedera stres yang berulang. Mengetik juga bisa menyebabkan carpal tunnel syndrome, cedera pada saraf yang melewati pergelangan tangan. Jika hal ini terjadi maka aktivitas belajar untuk selanjutnya akan terganggu. Beberapa laporan penelitian melaporkan bahwa penerapan ergonomi di ruang belajar dapat meningkatkan hasil belajar. Dalam hal ini Sutajaya (2001) melaporkan bahwa penerapan ergonomik partisipatori yang salah satunya adalah mengubah kondisi statis menjadi dinamis pada proses pembelajaran anatomi fisiologi manusia dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa dari rerata nilai 6,5 menjadi 7,0. 

Penerapan Ergonomi secara umum bertujuan untuk mendapatkan rancangan system kerja yang optimal dengan memperhatikan kemampuan, keterbatasan dan variasi pengguna serta interaksi manusia dengan komponen sistem yang lain. Ergonomi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan penyerasian antara pekerja, jenis pekerjaan, dan lingkungan. Ergonomi juga diartikan sebagai ilmu tentang hubungan antara manusia, mesin yang digunakan, dan lingkungan kerjanya. Isu terkait Ergonomi dalam pembelajaran online saat ini tentu sangat luas penjabarannya. Dilansir dari buku Panduan Ergonomi Learning from Home oleh Persatuan Ergonomi Indonesia menjabarkan beberapa masalah belajar dari rumah terkait dengan isu Ergonomi salah satunya adalah beberapa keluhan yang sudah disebutkan di atas adalah pada pengaturan sarana dan tempat belajar yang tidak ergonomis, dan kurangnya istirahat. Pada masa transisi ini, penerapan Ergonomi bukan hanya untuk orang dewasa lagi. 

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) yang diterapkan sekarang ini ke siswa baik di tingkat TK, Sekolah Dasar, maupun Sekolah Menengah Atas, bahkan Perguruan Tinggi. Sistem daring adalah system pembelajaran yang terhubung melalui jaringan komputer, dan internet. Anak-anak dituntut untuk mengikuti Pelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan menggunakan peralatan seperti laptop, komputer bahkan smartphone. Hal ini jika dilakukan dalam waktu berjam-jam tanpa adanya jeda ataupun istirahat maka dapat mengakibatkan beberapa keluhan nyeri pada otot rangka yaitu sakit pada bagian bahu, sakit pada bagian punggung, dan sakit pada bagian leher. 
Hal ini menuntut kita sebagai orang tua tidak lalai dalam memperhatikan pentingnya sikap ataupun pengaturan tempat belajar mereka terutama untuk anak- anak usia sekolah dasar. Seringkali tidak disadari anak-anak duduk dalam posisi yang salah. Hati-hati, kebiasaan ini dalam jangka panjang bisa merusak postur tubuh yang dapat memicu terjadinya skoliosis, bahkan duduk sambil membungkukkan tubuh ke meja membuat tulang menjadi bengkok ke depan atau lordosis. 
Didik Librianto, dokter spesialis bedah ortopedi, konsultan tulang belakang Rumah Sakit Pondok Indah dalam kesempatan sebuah diskusi di Jakarta Selatan, menjelaskan terdapat dua tipe skoliosis yakitu skoliosis struktural dan skoliosis postural. 
Skoliosis postural, kata Didik merupakan tipe skoliosis yang disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan tertentu dan dapat kembali normal jika kebiasaan tersebut dirubah. Dan salah satu kebiasaan tersebut adalah posisi duduk. Perlu diingat, posisi duduk juga melibatkan ketidaksesuaian jarak antara tubuh dengan komputer. Bisa juga pengaturan posisi kursi dan meja yang tidak seimbang, serta posisi kepala dan mata saat melihat layar komputer yang kurang tepat. 
Posisi duduk yang tidak benar bisa berakibat buruk pada posisi tulang belakang, apalagi jika posisi salah duduk dialami dalam waktu bertahun-tahun. Hal ini bisa membuat tulang belakang mendapat banyak tekanan dan bisa menjadi bungkuk. Jika hal itu terjadi, perubahan postur tubuh yang buruk dan menyebabkan rasa sakit jangka panjang bisa dialami. 
Posisi duduk yang salah juga bisa memunculkan mudahnya badan merasa kelelahan dan pegal. 
Hal ini biasanya menjadi salah satu gejala yang paling umum terjadi dari akibat posisi duduk yang tidak benar. Pencegahannya adalah ingatkan anak-anak untuk dapat melakukan gerak tubuh. 
Setidaknya beri jeda setiap satu jam sekali, kita bisa menyelingi dengan berdiri selama beberapa menit sekadar memintanya untuk berjalan mengambil air minum atau melakukan peregangan kaki. 

Selain masalah duduk, ruangan belajar anak juga perlu mendapat perhatian khusus. Idealnya, tinggi meja belajar anak-anak harus setara pinggang mereka. Ketika anak duduk, lihat apakah ia bisa meletakkan sikunya di atas meja tanpa mengangkat pundak. Selain itu, anak harus bisa meletakkan kakinya rata di lantai ketika duduk di kursi belajar. Jika tinggi kursi tidak sesuai postur tubuh anak, maka letakkan bantal di atas tempat duduk atau menyelipkan benda/box di bawah kaki sehingga kaki tidak menggantung. Belakang punggung anak sisipkan bantal agar pinggangnya tidak sakit ketika duduk terlalu lama. 
Bila anak belajar dengan menggunakan komputer, pastikan posisi monitor sejauh 18-30 cm di depannya. Dan atur penerangan layar untuk menjaga mata anak tidak cepat lelah. Sejauh pengalaman penulis, anak-anak lebih menyukai belajar dengan duduk di lantai. Ini juga perlu orang tua perhatikan dalam memilih meja belajar untuk anak.
 
Pandemi ini membuat banyak orang berinovasi untuk menciptakan berbagai macam meja belajar, dari yang mahal sampai yang murah, dari berbahan kayu sampai berbahan plastik maupun MDF, dan dari yang model besar sampai yang model meja lipat. 
Dari yang sudah jadi maupun yang custome sesuai keinginan. Dari banyaknya pilihan itu, jika pilihan jatuh pada meja lipat untuk belajar dengan posisi duduk di lantai, pastikan posisi paha horizontal dengan lantai, punggung lurus tapi santai, kepala tidak membungkuk, dan posisi mata sejajar dengan bahan bacaan, dan yang terpenting adalah harus memperhatikan sisi ergonomis dimana meja belajar tersebut dirancang agar dapat memberikan kenyamanan, mengurangi kelelahan, serta menghindari risiko cedera bagi penggunanya.

Rumah Kepompong Daycare

Rumah Kepompong Daycare
Penitipan anak terpercaya di Pemalang