About Me

My photo
Kesederhanaan dalam hidup dan rasa syukur yang ada adalah keutamaan yang ingin diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Meraup keberkahan akan rezeki yang telah Alloh sebarkan sehingga bisa bersama-sama maju dalam membangun perekonomian insani yang syariah

SUGENG RAWUUUH..........

silahkan baca kalo suka,kalo ndak yo close aja, silahkan
komentar kalo sempet kalo ndak senyum aja,tidak ada
paksaan,tidak ada pujian ,karena pujianan hanya milikNya
semata...

melangkahlah apa adanya layaknya air yang mengalir tidak
usah dibikin susah karena hidup ini sudah susah, tegar dan
berjuanglah selebihnya pasrahkan sama sing duwe
urip,karena 4JJI maha tahu apa yang terbaik bagi kita...

20.7.07

~~~ M3N9HiTuNg H4Ri ~~~

Selasa ,Rabu,Kamis dan Jumat kuhitung hari itu ketika anakku Qeis 18 bulan,mulaibersikap manja setiap aku akan beranjak pergi kerja.Ada saja yang dimintanya dari minta dibacain buku sampai minta dibikinin susu semuamintanya Bunda saja...dengan helaan napas sayang aku turuti semua permintaanya meskidalam hati sesekali melirik jam di tangan kananku dan bergumam,bakal kejebak macetnih..tapi bening matanya tak kuasa membuat aku untuk menolak, sekedar menemanimembaca dan bersama-sama melafadzkan huruf hijaiyah bersama-sama.Bunda sayang Qeis, itu kata-kata yang selalu aku ucapkan sambil menatap dan memeganglengannya aku pandangi dengan penuh kasih sayang meyakinkan dia bahwa bunda akankembali nanti sore dan bermain bersama lagi, sekarang bunda kerja dulu ya sayang.'Ya bundta..' kucium dia sambil kuulurkan tanganku ntuk diciumnya.ku lambaikan tangan dan dibalasnya,ddddaaah bundta.....(masih agak susah ucapin bunda..)

Dalam perjalanan menikmati macet dalam hati aku berkata kini aku benar -benar merasakan saat aku menjalani hidup dengan adanya si kecil di antara kehidupan rumahtanggaku.
dan secara tak sengaja kembali ingat akan cerita yang temaenku kirimkan via email 2 tahun yang lalu semoga cerita ini bisa diambil hikmahnya.



Sebagian wanita menganggap tugasnya lebih sebagai manajer di rumahnya tanpa perludipusingkan urusan dapur dan merawat anak yang lebih pantas dilakukan oleh parabawahan, alias pembantu atau baby-sitter. Peran sosial dan aktualisasi diri menjadilebih utama.

Di sisi lain, tidak sedikit wanita yang tetap "teguh" dan bangga dengan kesibukanseputar urusan dapur. Mereka cukup puas dengan imbalan surga untuk jerih payahnya membenamkan muka di asap "sauna" Mazola (minyak goreng) dan berparfumkan aroma popokbayi.

Saya tidak hendak membahas kekurangan dan kelebihan kedua sisi ini. Seperti saya tulis dimuka, sudah banyak para ulama dan ustadz bahkan para praktisis yangmemberikan arahan. Saya hanya ingin bertutur tentang seorang sahabat saya . Sebutsaja Riana namanya.

Semasa kuliah ia tergolong berotak cemerlang dan memiki idealisme yang tinggi. Sejakawal, sikap dan konsep dirinya sudah jelas : meraih yang terbaik, baik itu dalambidang akademis maupun bidang profesi yang akan digelutinya. Sampai universitasnyamengirim dia untuk mempelajari hukum Internasional di Universitas Ultrecht, negrinya bunga tulip, beruntung Riana terus melangkah. Sementara saya, lebih memilih menuntaskan pendidikan ekonom dan berpisah dengan seluk beluk hukum dan perundangan.Beruntung pula, Riana mendapat pendamping yang "setara" dengan dirinya, sama-sama berprestasi , meski berbeda profesi.

Alifya, buah cinta mereka lahir ketika Riana baru saja diangkat sebagai staf Diplomat bertepatan dengan tuntasnya suami Riana meraih PhD. Konon nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah "alif" dan huruf terakhir "ya",jadilah nama yang enak didengar : Alifya. Tentunya filosofi yang mendasari nama iniseindah namanya pula.Ketika Alif, panggilan untuk putranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Riana semakin menggila saja. Frekuensi terbang dari satu kota ke kota yang lain makin meninggi.Saya pernah bertanya, "Tidaklah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal?". Dengansigap Riana menjawab: "Saya sudah mempersiapkan segala sesuatunya . Everythink isok."Dan itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya walaupun lebihbanyak dilimpahkan ke baby sitter betul-betul mengagumkan.

Alif tumbuh menjadi anak yang lincah, cerdas dan pengertian. Kakek neneknya selalu memompakan kebanggan kepada cucu semata wayang itu tentang ibu-bapaknya. "Contohlah ayah bunda Alif kalau besar nanti". Begitu selalu nenek Alif , bertutur disela2 dongeng menjelang tidurnya. Tidak salah memang. Siapa yang tidak ingin memiliki anakatau cucu yang berhasil dalam bidang akademis dan pekerjaannya.


Ketika alif berumur 3 tahun, Riana bercerita kalau Alif minta adik. Waktu itu Ia dansuaminya menjelaskan dengan penuh kasih-sayang bahwa kesibukan mereka belummemungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini, "dapat memahami" orang tuanya.Mengagumkan memang. Alif bukan tipe anak yang suka merengek. Kalau kedua orangtuanya pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Kisah Riana, Alif selalu menyambutnyadengan penuh kebahagiaan. Riana bahkan menyebutnya malaikat kecil. Sungguh keluargayang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtua sibuk , Alif tetap tumbuh penuhcinta. Diam-diam hati kecil saya menginginkan anak seperti Alif ( walau sampai sekarang kesabaran menanti sang bocah sedang teruji..)


Suatu hari, menjelang Riana berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby-sitternya. "Alif ingin bunda mandikan". Ujarnya. Karuan saja Riana yang dari detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, menjadi gusar. Tak urungsuaminya turut membujuk agar Alif mau mandi dengan tante Mien, baby sitternya.Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan, "Bunda, mandikan Alif" begitu setiappagi. Riana dan suaminya berpikir, mungkin karena Alif sedang dalam masa peralihanke masa sekolah jadinya agak minta perhatian.

Suatu sore, Riana dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter," Bu dokter, Alifdemam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency." Setengah terbang, Riana pun ngebutke UGD. But it was too late. Allah sudah punya rencana lain. Alif , si malaikatkecil keburu dipanggil pemiliknya.

Riana, bundanya tercinta, yang ketika diberi tahu sedang meresmikan kantor barunya,shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikananaknya. Dan itu memang ia lakukan, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku."Ini bunda, Lif. Bunda mandikan Alif. Ucapnya lirih, namun teramat pedih.

Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung.Berkali-kali Riana, sahabatku yang tegar itu berkata, "ini sudah takdir, iya kan?Aku di sebelahnya ataupun diseberang lautan, kalau sudah saatnya, dia pergi jugakan??". Saya diam saja mendengarkan. "Ini konsekuensi dari sebuah pilihan."Lanjutnya lagi.

Hening sejenak..............

Angin senja berbaur aroma kamboja. Tiba-tiba Riana tertunduk. Serunya kemudian, "Bangunlah lif, bunda mau mandikan alif, beri kesempatan bunda sekali lagi saja,lif". Rintihan itu begitu menyayat. Detik berikutnya ... ia bersimpuh sambil mengais-ngais tanah.

saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisanyang meledak.

''Bangunlah Lif, Bunda mau mandikanAlif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekalisaja, Aliiif..'' Rani merintih mengiba-iba. Detikberikutnya, ia menubruk pusara dan tertelungkup diatasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yangmenaungi jasad Alif. Senja pun makin tua.

*** Masih dengan menyeka air mata bila membaca itu....Sekali lagi, saya tidak ingin membahas perbedaan sudut pandang pembagian tugas suami isteri. Hanya saja,sekiranya si kecil kita juga bergelayut : "Mandikan Aku, Bunda." Akankah kita menolak ? Atau.... Menunggu sampai terlambat? Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi menolong.Hal yang nampaknya sepele sering kali menimbulkan sesal dan kehilangan yang amat sangat. Sering kali orang sibuk 'di luaran', asik dengan dunianya dan ambisinya sendiri tidak mengabaikan orang2 di dekatnya yang disayanginya.Akan masih ada waktu 'nanti' buat mereka jadi abaikan saja Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahwa pengertian dan kasih sayang yang diterimanya tidakakan hilang. Merasa mereka akan mengerti karena mereka menyayanginya dan tetap akan ada.

Catch the chance, keep and manage it well (to Riana, take time to pray it is the greatest power on earth )

to my beloved son, i love u so much, excuse for not alot of time for you.....

No comments:

Post a Comment

Rumah Kepompong Daycare

Rumah Kepompong Daycare
Penitipan anak terpercaya di Pemalang