About Me

My photo
Kesederhanaan dalam hidup dan rasa syukur yang ada adalah keutamaan yang ingin diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Meraup keberkahan akan rezeki yang telah Alloh sebarkan sehingga bisa bersama-sama maju dalam membangun perekonomian insani yang syariah

SUGENG RAWUUUH..........

silahkan baca kalo suka,kalo ndak yo close aja, silahkan
komentar kalo sempet kalo ndak senyum aja,tidak ada
paksaan,tidak ada pujian ,karena pujianan hanya milikNya
semata...

melangkahlah apa adanya layaknya air yang mengalir tidak
usah dibikin susah karena hidup ini sudah susah, tegar dan
berjuanglah selebihnya pasrahkan sama sing duwe
urip,karena 4JJI maha tahu apa yang terbaik bagi kita...

13.11.09

Ga Nyangka

ga nyangka kata-kata terdalam itu muncul dari bibir seorang pengamen..
ga nyangka kalo kata-kata itu menghujam dalam di kalbuku
ga nyangka kalo kata-kata itu membuat sudut mataku tak kuat membendung air mata
ga nyangka akhirnya mataku ini satu demi satu memperhatikannya...



Perjalanan pagi ini sungguh penuh dengan 'ketidaknyangkaan'.
Setelah sekian kalinya aku hidup di tanah rantauan, baru tadi pagi ketemu sama yang namanya pengamen seperti itu.
Secara lahiriah aku bisa menilai dari penampilan dia bukanlah seperti pengamen kalau saja dia tidak membawa sebuah gitar yang sudah usang.
Kopyah berenda hijau menghiasi kepalanya dihiasi rambut tipis,baju gamis dengan warna putih yang nyaris berubah jadi abu dikenakan olehnya, garis hitam menghiasi jidatnya yang nampak sedikit lapang,nampak ada kezuhudan disana.

Lagu 'berita kepada kawannya Ebit G ' yang dia bawakan sebagai pembuka dengan mata menerawang, mungkin juga itu yang membawaku kepada ke'melow'an.Soalnya kalau denger lagu ini pasti inget degh sama bencana yang sudah terjadi (seringnya kalo ada bencana pasti sountracknya ini lagu.. :).
sampai dengan lagu ketiga,dia prologi dengan cerita singkat diiringi petikan gitar.
Entah kenapa dari tadi itu aku sayup-sayup mendengarnya sambil melanjutkan rasa kantuk yang masih 'nggondeli' di mata. Namun begitu pengamen membaca cerita tentang dimana Tuhan,aku sedikit mulai mencermati.
Intinya dalam cerita tersebut dia bercerita zaman dahulu ada seorang yang mencari keberadaan Tuhan,sampai beberapa orang ditanya jawabannya selalu coba kau tanya kepada orang miskin pasti mereka tau di mana Tuhan.Namun dari semua orang miskin yang dia temui tidak ada satupun yang bisa menjawab dimana Tuhan berada. Lalu bertemulah dia dengan janda dan kelima anaknya,dia pikir mungkin inilah orang yang super miskin sudah janda ada anak 5 bersamanya.Bertanyalah dia kepada janda,wahai janda apakah engkau tahu di mana Tuhan berada?
janda tersebut kaget karena ditanya seperti itu, lalu dia menjawab,kenapa kamu bertanya kepadaku akhi?sang akhi menjawab,karena aku disuruh bertanya kepada orang yang miskin bahkan mungkin super misin untuk menjawab itu. Wanita janda menjawab,kamu tahu akhi? aku memang miskin sekali bahkan untuk membuat anak-anaku bisa sabar dengan kelaparannya aku berdusta pada mereka bahwa aku sedang merebus makanan untuk mereka sampai mereka tertidur  saking lamanya menunggu,karena sesungguhnya yang aku rebus ini adalah batu.Sementara kamu tahu ada orang miskin yang membutuhkan, kamu hanya sibuk mencari Tuhan di mana?

Sepertinya ini cerita yang dia bikin sebagai ilustrasi, cerita sebenarnya seingat aku pada jaman Halifah Umar Ibnu Khattab, saat beliau berjalan-jalan keliling kampung untuk mengetahui kedaan rakyatnya, lewat lah ia pada sebuah gubug dimana terdengar tangis anaknya. 


Diketahui , keluarga tersebut dalam keadaan lapar  sedang mereka tidak punya makanan untuk dimakan. Dan untuk menenangkan anaknya yang kelaparan, si ibu terpaksa membohongi anak-anaknya bahwa makanan belum matang. Padahal ia hanya merebus batu.
Mengetahui demikian, pulang lah Umar dan mengambil sekarung beras yang dipanggulnya sendiri dengan bercucuran air mata, karena merasa berdosa bahwa ia telah melalaikan tugas sehingga ada rakyatnya yang kelaparan.
Ketika salah seorang sahabat melihat Umar memanggul beras, ia menawarkan diri memanggul beras yang dibawanya. Namun ditolaknya. Karena ia merasa berdosa dan ia yang harus menanggung dosanya itu. 

Cerita di atas menceritakan betapa rasa tanggungjawab Umar Ibnu Khattab yang saat itu menjadi khalifah (pemimpin Negara) sekaligus sebagai orang yang ‘alim begitu besar kepada rakyatnya. Ia merasa berdosa melihat rakyatnya hidup dalam kemiskinan. 

Ia adalah potret pemimpin yang tidak mengambil keuntungan dari jabatan politis yang dimiliki untuk kepentingan pribadi. Tapi jabatan yang dimilikinya dipandang sebagai amanah yang akan dipertahankannya di depan Tuhan Yang Maha Esa kelak.

Ya Allah, alangkah indah dan damainya jikalau semua pemimpin seperti beliau..( menerawang *mode on*)amiiin...


Well, dari situ kembali aku sangat bersyukur atas karunia yang telah Allah berikan kepadaku.
Karunia karena masih dibukakan mata,telinga,dan hati untuk melihat,mendengar dan menghayati kabar kebenaran, Allahumma ya Muqollibal …tsabbit quluubana ‘ala diinik..wa ‘ala too’atik..wa  ‘ala jihaadi fii sabiilik…”
..Ya Allah yang Maha membolak-balikkan hati, Kau tetapkan hati kami di atas agamaMu, dan ketaatan kepadaMu jua dalam jihad di jalanMu…amin..

Kembali ke si pengamen ,ceritanya ini ternyata menjadi penutup baginya menghiasi pagiku kali ini.
dia berkata lagi :
"hidup ini laksana roda yang berputar, mungkin hari ini kita sedang dalam keadaan puncak menikmati kesuksesan yang kita raih dengan perjuangan,bisa jadi esok,lusa bahkan kita tak tau kapan datangnya musibah akan menimpa kita,namun selayaknyalah kita senantiasa ingat kepada Allah dimana,dan kapan saja kita berada entah dalam keadaan senang maupun tidak"

maaf apabila ahlak saya pagi ini membuat tidak nyaman anda namun semoga setiap jengkal kata-kata yang saya ucapkan hanyalah untuk kebenaran dan menyeru kepada Allah,terimakasih  untuk bisa saling berbagi.....

Dalam hati berdoa,"ya Allah kalau memang Engkau beri rezekinya si pengamen itu adalah melalui aku maka berikanlah keberkahan didalamnya meski tidaklah banyak,semoga bermanfaat dan menjadikannya semakin bersyukur kepadaMu dan selalu menyeru kebenaran untukMu.


Sungguh betapa aku menyadari jangan melihat siapa yang menyampaikan tapi dengarlah apa yang disampaikan...




BQ






2 comments:

  1. susah tuh nemu pengamen ky gitu, say. biasanya jaman skr kan pengamen tuh mlh maksa. jd sering ga ikhlas deh ngasihnya...:(

    alhd Allah membukakan pintu hati kita bt nerima tausiyah, dari siapa pun itu.

    ReplyDelete
  2. iya nyun,makanya aq juga heran. Tapi ya syukurlah kalo meskipun pngamen tp masih taat (mudah2an ya sperti nampaknya..)

    ReplyDelete

Rumah Kepompong Daycare

Rumah Kepompong Daycare
Penitipan anak terpercaya di Pemalang